Disampaikan pada acara Peringatan Hari Pneumonia Dunia 2020 – Festival Anak Sehat Indonesia, Tanggal 12 November 2020, jam 12.30-15.00 WIB.
Pnemunoia adalah radang paru yang terutama disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk ke dalam saluran nafas, berkembang biak dan merusak fungsi paru sehingga bayi dan balita sulit bernafas, bernafas cepat, sesak nafas, sakit berat sampai meninggal.
Mengapa bayi dan balita bisa terserang pneumonia?
Bakteri dan virus ada dimana-mana, mudah masuk ke saluran nafas bayi dan balita. Kalau kekebalan rendah, bayi dan balita tidak mampu melawan atau mematikan bakteri dan virus tersebut, sehingga bakteri dan virus mudah berkembang biak, menimbulkan demam tinggi, merusak jaringan paru, sehingga bayi dan balita sukar bernafas sampai meninggal.
Asap ROKOK, asap /debu di dalam rumah akan merusak saluran napas bayi dan balita, yang masih sempit dan tipis, sehingga tidak dapat menghambat masuknya bakteri atau virus masuk sampai ke dalam jaringan paru. Faktor lain yang menyebabkan kekebalan bayi dan balita rendah: ASI sedikit/ sebentar, GIZI kurang, IMUNISASI tidak lengkap, Berat lahir rendah, penyakit kronik, HIV dll.
Karena banyak kematian bayi dan balita di banyak negara akibat pneumonia, maka WHO sejak tahun 2006 sudah memperingatkan banyak negara bahwa pneumonia adalah pembunuh yang terlupakan. Tahun 2009 WHO mengeluarkan panduan rencana aksi global global untuk mencegah dan mengendalikan pneumonia. Pada tahun 2013 WHO mengeluarkan panduan untuk mengakhiri bahaya pneumonia dan diare pada tahun 2025, agar kematian bayi balita menurun.
Kematian bayi dan balita di Indonesia sudah menunjukkan penurunan, walau masih tinggi. Menurut Subdit Surveilans Kemkes Bayi dan balita yang meninggal karena pneumonia tahun 2016: 600 anak, 2017: 1.752 anak, 2018: 425, 2019: 550 dan 2020 meninggal 2020: 443 bayi dan balita, mungkin sebagian karena Covid-2019.
Bakteri dan virus ada dimana-mana. Keluarga yang batuk pilek jangan mencium bayi dan balita, pakai masker, cuci tangan sebelum memegang bayi dan balita. Kalau ada keluarga yang sakit segera berobat.
Untuk meningkatkan kekebalan bayi: beri ASI eksklusif, MPASI (gizi lengkap), IMUNISASI dilengkapi, Vitamin A: 2 x setahun. Kalau bayi balita sakit segera diobati.
ASI eksklusif sampai umur 6 bulan, kemudian dilanjutkan sampai umur 2 tahun bersama MP ASI akan meningatkan kekebalan bayi dan balita Karena di dalam ASI selain terdapat nutrisi yang lengkap juga terdapat zat kekebalan yang mampu melawan bakteri dan virus penyebab pneumonia.
Panduan cara memberi ASI yang baik dan cara membuat MPASI yang mengandung nutrisi lengkap bisa ditiru dari buku KIA yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan dan bisa di download gratis di Google.
Imunisasi BCG dapat mencegah pneumonia karena bakteri tuberculosis, imunisasi DPT vaksin pertusisnya dapat mencegah pneumonia karena bakteri pertussis, imunisasi Hib dalam vaksin Pentabio dapat mencegah pneumonia karena bakteri Hib, imunisasi campak dapat mecegah pneumonia karena virus campak. Imunisasi tersebut di atas gratis di fasilitas kesehatan pemerintah sejak bayi sampai kelas 1 SD.
Di fasilitas kesehatan swasta: imunisasi PCV (pneumokokus) mencegah pneumonia karena bakteri pneumkokus, imunisasi influenza mencegah pneumonia karena virus influenza.
Atur perjanjian supaya tidak antri lama, Lokasi: terpisah dari orang sakit, sirkulasi udara, cahaya: cukup, Petugas: pakai masker / faceshield, baju, cuci tangan tiap kali. Orangtua dan anak: tidak demam, batuk, pilek. Orangtua & anak > 2 tahun: pakai masker, cuci tangan, Jaga jarak, jangan ngobrol, anak jangan mondar-mandir. Imunisasi ganda: 2 – 3 suntikan di 2 – 3 tempat. Tunggu 30 menit, pulang jangan mampir-mampir, Sampai di rumah: jaket, helm, sepatu, tas, desinfektan diluar, cuci kerudung, pakaian, jaket, mandi, keramas.
Imunisasi lengkap akan mencegah KLB (wabah kecil) selain Pneumonia juga mencegah Difteri, Campak, Rubella, Diare dan Polio.
Puskesmas dan Posyandu di ZONA HIJAU (+ Kuning?) à sebaiknya diaktifkan oleh petugas dengan APD, masker, jaga jarak, cuci tangan.
Di RS, Puskesmass dan Posyandu selain dilakukan imunisasi juga dinilai status gizinya. Kalau status gizinya kurang, harus segera diedukasi dan dintervensi agar gizinya membaik dan kekebalannya meningkat, mampu melawan berbagai bakteri dan virus.
Selain itu di RS, Puskesmas dan Posyandu dinilai perkembangan bayi dan balitanya: perkembangan gerak kasar, halus, komunikasi dan emosi sosial menggunakan buku KIA atau aplikaasi Primaku IDAI. Bila ada keterlambatan perkembangan, maka keluarga di ajarkan cara melakukan stimulasi berdasar buku KIA atau aplikai Primaku IDAI di rumah masing-masing agar perkembangannya tidak terlambat.
Ringkasan: Peran buku KIA, layanan di RS, Puskesmas dan Posyandu untuk mencegah sakit berat dan kematian karena pneumonia bayi dan balita.
- Bakteri dan virus penyebab pneumonia ada dimana-mana. Keluarga yang batuk pilek jangan mencium bayi dan balita, pakailah masker, mencuci tangan sebelum memegang bayi dan balita. Kalau ada keluarga yang sakit segera berobat.
- Hindari asap rokok, asap dapur dan debu yang bisa merusak saluran nafas bayi dan balita karena memudahkan bakteri atau virus masuk ke paru.
- Untuk meningkatkan kekebalan bayi: beri ASI eksklusif, MPASI (gizi lengkap), IMUNISASI dilengkapi, Vitamin A: 2 x setahun. Kalau bayi balita sakit segera diobati
- ASI eksklusif sampai umur 6 bulan, kemudian dilanjutkan sampai umur 2 tahun bersama MP ASI akan meningatkan kekebalan bayi dan balita Karena di dalam ASI selain terdapat nutrisi yang lengkap juga terdapat zat kekebalan yang mampu melawan bakteri dan virus penyebab pneumonia.
- Panduan cara memberi ASI yang baik dan cara membuat MPASI yang mengandung nutrisi lengkap bisa ditiru dari buku KIA yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan dan bisa di download gratis di Google. Cara menilai status gizi dan pertumbuhan dapat dilihat di buku KIA atau aplikasi Primaku IDAI.
- Ayo lengkapi imunisasi bayi, balita sampai anak usia sekolah di fasilitas kesehatan pemerintah atau swasta untuk mencegah wabah berbagai penyakit.
- Ayo kita nilai perkembangan gerak kasar, halus, komunikasi dan emosi sosial bayi balita menggunakan buku KIA atau aplikaasi Primaku IDAI. Bila ada keterlambatan perkembangan, maka keluarga di ajarkan cara melakukan stimulasi berdasar buku KIA atau aplikai Primaku IDAI di rumah masing-masing agar perkembangannya tidak terlambat.
Dengan berbagai cara tersebut di atas maka bayi dan balita kita akan menjadi generasi penerus bangsa yang sehat, kuat, cerdas, kreatif dan berperilaku baik